Lamborghini menghadapi beberapa tantangan signifikan saat bertransisi ke powertrain listrik, terutama dengan diperkenalkannya model serba listrik pertamanya, Lanzador.
Tantangan Utama
1. Menjaga Identitas Merek: Identitas Lamborghini sangat terkait dengan karakteristik suara, rasa, dan kinerja unik dari mesin pembakaran internalnya. Menangkap pengalaman emosional yang terkait dengan mengendarai Lamborghini tradisional dengan kendaraan listrik (EV) menghadirkan tantangan besar. Chief Technical Officer merek tersebut, Rouven Mohr, telah mengakui kesulitan dalam mereplikasi "emosi dan kegembiraan penting" dari mesin pembakaran dengan teknologi listrik saat ini, membuat Lamborghini fokus pada format grand tourer untuk EV awalnya daripada supercar berperforma tinggi. [1] [3].
2. Ekspektasi Kinerja: Transisi ke tenaga listrik mengharuskan Lamborghini untuk mendefinisikan ulang arti kinerja dalam konteks kendaraan listrik. Perusahaan ini bertugas memastikan bahwa Lanzador tidak hanya memenuhi metrik kinerja tinggi tetapi juga memberikan pengalaman berkendara yang terasa berbeda dan menarik, bukan dihomogenisasi seperti banyak kendaraan listrik yang ada. Hal ini melibatkan inovasi di berbagai bidang seperti dinamika berkendara, penyaluran torsi, dan mode berkendara yang dapat disesuaikan[1][3].
3. Pengelolaan Berat: Salah satu tantangan teknis yang penting adalah memproduksi kendaraan listrik yang lebih ringan dibandingkan kendaraan hibrida. Mohr telah menetapkan tujuan ambisius untuk Lanzador, dengan tujuan menjadikannya grand tourer listrik paling ringan di segmennya. Hal ini sangat menantang mengingat banyak kendaraan listrik yang cenderung lebih berat karena bobot baterainya[1][2].
4. Perkembangan Teknologi: Saat Lamborghini bergerak menuju elektrifikasi, Lamborghini harus memanfaatkan teknologi canggih yang dapat meningkatkan kinerja sekaligus memastikan keberlanjutan. Hal ini termasuk mengembangkan baterai berkinerja tinggi dan mengintegrasikan perangkat lunak canggih untuk dinamika berkendara. Perusahaan ini mengandalkan platform komponen Grup Volkswagen untuk membantu mencapai tujuan teknis ini, namun integrasi sistem ini untuk menciptakan pengalaman berkendara yang kohesif dan mendebarkan tetap menjadi tugas yang kompleks[1][4].
5. Tekanan Peraturan: Peralihan ke elektrifikasi juga didorong oleh pengetatan peraturan emisi secara global. Lamborghini harus menavigasi lanskap peraturan ini sambil memastikan bahwa kendaraannya tetap diminati oleh basis pelanggan tradisionalnya, yang mungkin tahan terhadap hilangnya mesin pembakaran[2][3].
Kesimpulan
Singkatnya, transisi Lamborghini ke mesin listrik melibatkan serangkaian tantangan beragam, termasuk mempertahankan identitas mereknya, mendefinisikan ulang kinerja, mengelola bobot kendaraan, memajukan teknologi, dan mematuhi tuntutan peraturan. Lanzador diposisikan sebagai langkah penting dalam evolusi ini, yang bertujuan untuk memadukan warisan kinerja Lamborghini dengan tuntutan masa depan yang berkelanjutan.
Kutipan:[1] https://www.evo.co.uk/lamborghini/206075/electric-lamborghinis-are-coming-starting-with-the-1341bhp-lanzador
[2] https://www.businessinsider.com/we-just-got-a-glimpse-of-the-first-electric-lambo-2023-8
[3] https://www.slashgear.com/985259/lamborghinis-biggest-electric-supercar-challenge-isnt-what-you-think-exclusive-interview/
[4] https://www.innovationnewsnetwork.com/introducing-lanzador-the-first-lamborghini-all-electric-car/36436/
[5] https://www.cnn.com/2019/11/05/cars/lamborghini-supercar-electric-supercapacitor/index.html
[6] https://www.wired.com/story/first-drive-lamborghini-lanzador-ev/
[7] https://uk.motor1.com/news/706805/lamborghini-future-ev-plans-lanzador-winkelmann/
[8] https://electrek.co/2023/08/18/lamborghini-unveils-first-electric-car-lanzador-ev/