Berikut perbedaan utama antara rekayasa cepat otomatis (APE) dan rekayasa cepat tradisional:
1. Upaya Otomatisasi vs. Manual:
- Automatic Prompt Engineering (APE): Mengotomatiskan proses pembuatan dan pengoptimalan prompt menggunakan model bahasa. Ini menghasilkan, mengevaluasi, dan menyempurnakan petunjuk tanpa intervensi manual.
- Rekayasa Prompt Tradisional: Mengandalkan upaya manual oleh pakar manusia untuk merancang, menguji, dan mengulangi perintah.
2. Skalabilitas:
- APE: Dapat menghasilkan dan mengevaluasi perintah dalam jumlah besar dengan cepat, sehingga lebih terukur dibandingkan rekayasa perintah manual.
- Rekayasa Prompt Tradisional: Dibatasi oleh waktu dan upaya yang diperlukan untuk desain dan pengujian cepat manual.
3. Kemampuan beradaptasi:
- APE: Dapat secara dinamis mengadaptasi perintah berdasarkan masukan dan kinerja, sehingga memungkinkan peningkatan berkelanjutan.
- Teknik Perintah Tradisional: Perintah lebih statis dan memerlukan pembaruan manual untuk beradaptasi dengan perubahan persyaratan atau kemampuan model.
4. Objektivitas vs Subjektivitas:
- APE: Menggunakan penilaian otomatis dan metrik evaluasi untuk memilih perintah yang paling efektif, sehingga mengurangi pengaruh bias manusia.
- Rekayasa Prompt Tradisional: Lebih mengandalkan penilaian subjektif dan keahlian domain dari teknisi prompt manusia.
5. Sumber Daya Komputasi:
- APE: Membutuhkan sumber daya komputasi yang signifikan dan akses ke model bahasa yang canggih untuk menghasilkan dan mengevaluasi perintah.
- Rekayasa Cepat Tradisional: Umumnya kurang intensif komputasi, namun mungkin dibatasi oleh ketersediaan tenaga ahli.
6. Kompleksitas Anjuran:
- APE: Dapat menangani pembuatan dan pengoptimalan perintah multi-langkah yang lebih kompleks yang mungkin sulit dirancang secara manual oleh manusia.
- Rekayasa Perintah Tradisional: Perintah seringkali lebih sederhana dan lugas, karena dibuat oleh manusia yang ahli.
Singkatnya, rekayasa cepat otomatis memanfaatkan kemampuan model bahasa untuk mengotomatisasi dan menskalakan proses desain cepat, sedangkan rekayasa cepat tradisional lebih mengandalkan upaya manual dan keahlian manusia. Pilihan antara kedua pendekatan ini bergantung pada kebutuhan spesifik, sumber daya, dan kompleksitas tugas yang ada.
Kutipan:[1] https://arxiv.org/html/2401.14423v4
[2] https://github.com/dair-ai/Prompt-Engineering-Guide/blob/main/guides/prompts-advanced-usage.md
[3] https://towardsdatascience.com/automated-prompt-engineering-78678c6371b9?gi=6eeb1dfd344d
[4] https://www.e2enetworks.com/blog/a-guide-to-prompt-engineering-from-zero-shot-to-chain-of-thinking
[5] https://datascientest.com/en/advanced-prompt-engineering-what-does-it-involve