Pernapasan telah muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi kecemasan kronis dan depresi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berbagai teknik pernapasan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental dengan meningkatkan relaksasi dan mengurangi tingkat stres.
Efektifitas Pernapasan
1. Cyclic Sighing: Sebuah studi dari Stanford Medicine menyoroti manfaat "cyclic desahan", sebuah latihan pernapasan terkontrol yang menekankan pernafasan yang berkepanjangan. Peserta yang mempraktikkan teknik ini hanya selama lima menit setiap hari melaporkan penurunan kecemasan dan peningkatan suasana hati, dengan peningkatan emosi positif yang signifikan dibandingkan dengan kelompok meditasi mindfulness [1]. Efek fisiologisnya terlihat jelas, karena peserta mengalami tingkat pernapasan istirahat yang lebih rendah, yang berhubungan dengan berkurangnya tingkat kecemasan [1].
2. Temuan Meta-Analisis: Sebuah meta-analisis komprehensif meninjau beberapa penelitian tentang efektivitas latihan pernapasan dalam mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Analisis tersebut menemukan ukuran efek kecil hingga sedang yang menunjukkan bahwa intervensi pernapasan menyebabkan lebih rendahnya tingkat stres, kecemasan, dan gejala depresi yang dilaporkan sendiri dibandingkan dengan kelompok kontrol [2]. Secara khusus, hasilnya menunjukkan perbaikan yang signifikan pada area ini, menunjukkan bahwa latihan pernapasan dapat menjadi alat terapi yang efektif.
3. Teknik Pernapasan Terkendali: Penelitian telah menunjukkan bahwa teknik pernapasan terkontrol dapat memperbaiki gejala kecemasan dan depresi dalam berbagai konteks, termasuk pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)[3]. Dalam sebuah studi klinis, peserta yang melakukan latihan pernapasan terkontrol menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat kecemasan dan kualitas hidup secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang tidak berpartisipasi dalam intervensi tersebut [3].
Mekanisme Dibalik Pernafasan
Teknik pernapasan umumnya mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang membantu menenangkan tubuh dan mengurangi gairah fisiologis yang terkait dengan stres dan kecemasan. Hal ini dicapai terutama melalui pernafasan yang berkepanjangan, yang telah terbukti menurunkan detak jantung dan meningkatkan relaksasi [1] [4].
Selain itu, meskipun pernapasan lambat sering kali ditekankan karena efeknya yang menenangkan, beberapa bukti menunjukkan bahwa teknik pernapasan cepat juga dapat memberikan manfaat dengan menginduksi respons stres untuk sementara sehingga meningkatkan ketahanan [2].
Kesimpulan
Secara keseluruhan, latihan pernapasan tampaknya merupakan praktik yang bermanfaat bagi individu yang menghadapi kecemasan kronis dan depresi. Kesederhanaan teknik ini memungkinkan integrasi yang mudah ke dalam rutinitas sehari-hari, menjadikannya alat yang mudah diakses untuk manajemen kesehatan mental. Namun, penelitian lebih lanjut dianjurkan untuk menyempurnakan praktik ini dan menetapkan pedoman yang lebih komprehensif untuk penggunaannya dalam rangkaian terapeutik.
Kutipan:[1] https://greatergood.berkeley.edu/article/item/a_five_ Minute_breathing_exercise_for_anxiety_and_mood
[2] https://www.nature.com/articles/s41598-022-27247-y
[3] https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23882107/
[4] https://www.healthline.com/health/breathing-exercises-for-anxiety
[5] https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/capr.12782